Panduan Salat Hari Raya Kurban Saat Pandemi (Hari Raya Idul Adha 2020 atau 10 Zulhijjah 1441 hijriah)

eRsaja-Bogor. Perayaan hari raya Idul Adha tahun ini diprediksi jatuh di tengah pandemi COVID-19. Kendati kebijakan new normal atau kelaziman baru sudah diterapkan, tetapi kewaspadaan terhadap penyebaran Corona SARS-CoV-2 harus tetap dipertahankan.

Menanggapi situasi tak menentu ini, Kementerian Agama (Kemenag) sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 18 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Salat Idul Adha dan Penyembelihan Hewan Kurban Tahun 1441H/2020M menuju Masyarakat Produktif dan Aman COVID-19.

Surat edaran itu mengatur mengenai ketentuan salat Idul Adha di tanah lapang atau kerumunan, namun tetap mempertahankan protokol kesehatan. Tujuannya, agar pelaksanaan ibadah dapat berjalan optimal dan terjaga dari penularan COVID-19.

Salat Idul Adha sendiri hukumnya adalah sunah muakkadah, artinya pengerjaannya amat dianjurkan atau sunah yang ditekankan pengerjaannya. Karena hanya bisa dilakukan setahun sekali, ibadah salat Idul Adha amat sayang dilewatkan.

“Salat dua hari raya [Idul Fitri dan Idul Adha] adalah sunah muakkadah bagi orang yang ada di rumah maupun di perjalanan, merdeka maupun hamba sahaya, baik laki-laki maupun perempuan,” (Ibnu Qosim Al Ghazi dalam Fathul Qorib)

Baca juga Seputar Kurban https://ridway.family.blog/2020/07/25/seputar-kurban/

Jadwal Idul Adha 2020
Hari Raya Idul Adha 2020 atau 10 Zulhijah 1441 hijriah ditetapkan jatuh pada Jumat, 31 Juli 2020, menurut Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sementara itu, Kemenag baru akan menggelar sidang isbat atau sidang penetapan awal Zulhijjah 1441 hijriah pada Senin, 21 Juli mendatang.

Sidang isbat itu akan membahas hasil hisab (perhitungan) astronomi dan laporan rukyatul hilal sebelum menetapkan satu Zulhijjah.

“Jika tanggal satu Zulhijjah sudah ditentukan, maka bisa diketahui kapan Hari Raya Idul Adha 1441H yang jatuh pada 10 Zulhijjah,” kata Menteri Agama Fachrul Razi, sebagaimana dilansir kemenag.go.id.

Namun, jika mengacu pada maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2020, disampaikan bahwa hari Arafah jatuh pada Kamis, 30 Juli 2020 dan satu Zulhijjah 1441 H dimulai Rabu, 22 Juli 2020. Oleh karenanya, 10 Zulhijjah atau hari raya Idul Adha tepat berada pada Jumat, 31 Juli 2020.

Bacaan Niat dan Tata Cara Salat Idul Adha
Berbeda dari salat Idul Fitri yang dianjurkan untuk diakhirkan pengerjaannya, salat Idul Adha disunahkan agar didirikan di awal waktu. Tujuannya, agar waktu penyembelihan kurban bisa maksimal. Adapun waktunya dimulai setelah matahari terbit hingga masuk waktu salat zuhur.

Tidak seperti salat wajib, salat Idul Adha tidak didahului azan dan iqamat. Niat dan takbir yang dilafalkan juga berbeda dari salat lima waktu. Salat Idul Adha dianjurkan dilaksanakan berjamaah dan jumlah rakaatnya sebanyak dua rakaat, serta terdapat khutbah usainya.

Akan tetapi di masa pandemi COVID-19, jika tidak memungkinkan, dianjurkan untuk mengerjakan salat Idul Adha di rumah masing-masing bersama keluarga untuk mencegah penularan Corona SARS-CoV-2.

Untuk mengerjakan salat Idul Adha, berikut tata caranya sebagaimana dilansir NU Online:

1. Salat Idul Adha diawali dengan pelafalan niat. Jika dilafalkan, bunyinya sebagai adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــــــالَى

Bacaan latinnya: “Ushallii sunnatan liidil adha rok’ataini [makmuman / imaaman] lillahi ta’alaa.”

Artinya: “Aku berniat salat Iduladha dua rakaat [sebagai makmum / imam] karena Allah ta’ala.”

2. Takbiratul ihram

3. Membaca doa iftitah

4. Takbir tujuh kali untuk rakaat pertama

Bunyi takbirnya dianjurkan membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Bacaan latinnya: “Allahu akbar kabiiroo, walhamdulillahi katsiroo, wa subhanallahi bukrata wiashiilaa.”

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Bacaan latinnya: “Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar.”

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

5. Membaca surah Al-Fatihah

6. Membaca salah satu surah atau ayat dalam Al-Qur’an, dianjurkan untuk membaca surah al-A’lâ.

7. Rukuk

8. Iktidal

9. Sujud pertama

10. Duduk di antara dua sujud

11. Sujud kedua

12. Duduk sejenak sebelum bangkit mengerjakan rakaat kedua

13. Takbir lima kali untuk rakaat kedua

14. Membaca surah Al-Fatihah

15. Membaca salah satu surah atau ayat dalam Al-Qur’an, dianjurkan untuk membaca surah al-Ghâsyiyah.

16. Rukuk

17. Iktidal

18. Sujud pertama

19. Duduk di antara dua sujud

20. Sujud kedua

21. Duduk tasyahud akhir

22. Salam

Selepas salat, jamaah Idul Adha sebaiknya tidak langsung pulang. Mereka dianjurkan untuk mendengarkan khutbah terlebih dahulu hingga selesai.

Pada momen Idul Adha juga, umat Islam dianjurkan memperbanyak takbir. Pelaksanaan takbiran ini dimulai sejak usai subuh pada hari Arafah, 9 Zulhijjah atau pada 30 Juli 2020, hingga selesainya hari tasyriq, yakni 11, 12, 13 Zulhijjah atau 1-3 Agustus 2020. Takbiran hari raya Idul Adha dilakukan tiap selesai salat wajib lima waktu.

Panduan Salat Idul Adha di Masa Pandemi Corona


Kemenag sudah menerbitkan Surat Edaran Nomor 18 Tahun 2020 yang mengatur tentang tata pelaksanaan salat Idul Adha selama pandemi COVID-19.

Beberapa poin penting yang disebutkan di SE pasal E di atas bahwa penyelenggaraan salat Idul Adha 1441 H dibolehkan, menurut ketentuan Kemenag, untuk dilakukan di lapangan, masjid, atau ruangan dengan persyaratan sebagai berikut:

Menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi penerapan protokol kesehatan di area tempat pelaksanaan.

Melakukan pembersihan dan disinfeksi di area tempat pelaksanaan.

Membatasi jumlah pintu atau jalur keluar masuk tempat pelaksanaan guna memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.

Menyediakan fasilitas cuci tangan atau sabun atau hand sanitizer di pintu atau jalur masuk dan keluar.

Menyediakan alat pengecekan suhu di pintu atau jalur masuk. Jika ditemukan jamaah dengan suhu >37,5’C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak diperkenankan memasuki area tempat pelaksanaan.

Menerapkan pembatasan jarak dengan memberikan tanda khusus minimal jarak satu meter.

Mempersingkat pelaksanaan salat dan khutbah Idul Adha tanpa mengurangi ketentuan syarat dan rukunnya.

Tidak mewadahi sumbangan atau sedekah jamaah dengan cara menjalankan kotak, karena berpindah-pindah tangan rawan terhadap penularan penyakit.

Penyelenggara atau panitia hari raya Idul Adha sebaiknya memberikan himbauan kepada masyarakat tentang protokol kesehatan pelaksanaan salat Idul Adha. Protokol kesehatan yang diimbau meliputi:

Jemaah dalam kondisi sehat.

Membawa sajadah atau alas salat masing-masing.

Menggunakan masker sejak keluar rumah dan selama berada di area tempat pelaksanaan.

– Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun atau sanitasi tangan (hand sanitizer).

Menghindari kontak fisik, seperti bersalaman atau berpelukan.

Menjaga jarak antar jamaah minimal satu meter.

Menghimbau untuk tidak mengikuti salat Idul Adha bagi anak-anak dan warga tanjut usia yang rentan tertular penyakit, serta orang dengan sakit bawaan yang berisiko tinggi terhadap COVID-19.

“Selamat Idul Adha, semoga ibadah dan kurban kita diterima Allah subhanahuwata’ala”

Diterbitkan oleh Kang Guru

Kang Guru

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai